MediaTangerang.com, - Kebakaran hebat yang menimpa pemukiman padat di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Kamis sore 5 Maret lalu menyisakan banyak cerita kesedihan. Tidak hanya air mata para pengungsi yang kehilangan harta bendanya,Tapi juga mereka saat ini kesulitan tempat ibadah yang layak dan nyaman.Kegiatan sholat berjamaah, pengajian baik dewasa maupun anak-anak saat ini dengan sendirinya terhenti.
"Kegiatan ibadah warga saat ini tercerai-berai,mereka sangat membutuhkan tempat ibadah yang layak dan nyaman.Tiga Mushola yang ada di RW kami terbakar tak tersisa," ujar ustadz Hasbulloh (60) Ketua RW 14 sekaligus imam Mushola Al Abror yang hangus terbakar.
"Semua hangus terbakar,dua lantai tak tersisa termasuk perlengkapan hadroh dan marawis," tambahnya sambil berharap Mushola Al Abror bisa segera di perbaiki.
Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda Mushola yang berdiri sejak tahun 1970 itu diperbaiki. Selain karena kondisi yang masih serba darurat, bantuan juga cenderung hanya untuk kepentingan pangan, sandang dan kesehatan warga. Hingga saat ini bantuan untuk renovasi tempat ibadah belum begitu terlihat.
Seperti halnya Mushola Al Abror, kondisi memprihatinkan juga terjadi di Mushola At Ta'lim yang berada di RT 15 RW 14. Mushola At Ta'lim juga sampai saat ini belum berfungsi, kondisinya masih terbengkalai dan belum ada tanda-tanda akan segera direnovasi.
"Kami berharap Pemerintah segera merespon pembangunan Mushola kami, karena hingga kini warga kesulitan untuk melaksanakan kegiatan ibadah," ujar Sudrajat (60) pengurus Mushola At Ta'lim sekaligus Ketua RT 15 RW 14.
"Mungkin yang utama sekarang adalah instalasi air dan listrik di Mushola," tambahnya.
Sementara Mushola At Taufiq di RT 16 RW 14 sedikit lebih baik, setidaknya puing-puing bekas kebakarannya sudah dibersihkan oleh relawan MRI-ACT dan atapnya sudah dipasang terpal.
"Targetnya sore ini sudah bisa digunakan untuk Sholat berjamaah," ujar Zainuddin (25) relawan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) yang sejak awal kejadian kebakaran sudah di lokasi bahu membahu bersama warga ikut memadamkan api hingga tengah malam.
Untuk sarana air wudhu saat ini jamaah memanfaatkan bantuan air bersih dari ACT yang di pasang di lokasi pengungsian.
"Terimakasih banyak,teman teman relawan sudah banyak membantu.Semoga sore nanti bisa digunakan Sholat Maghrib berjamaah," ujar Ustadz Jamaludin (50).
Harapannya Mushola yang menampung 80 jamaah ini bisa segera dibangun kembali,hingga kegiatan mengaji baik anak-anak maupun dewasa bisa kembali dilaksanakan.
"Kegiatan ibadah warga saat ini tercerai-berai,mereka sangat membutuhkan tempat ibadah yang layak dan nyaman.Tiga Mushola yang ada di RW kami terbakar tak tersisa," ujar ustadz Hasbulloh (60) Ketua RW 14 sekaligus imam Mushola Al Abror yang hangus terbakar.
"Semua hangus terbakar,dua lantai tak tersisa termasuk perlengkapan hadroh dan marawis," tambahnya sambil berharap Mushola Al Abror bisa segera di perbaiki.
Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda Mushola yang berdiri sejak tahun 1970 itu diperbaiki. Selain karena kondisi yang masih serba darurat, bantuan juga cenderung hanya untuk kepentingan pangan, sandang dan kesehatan warga. Hingga saat ini bantuan untuk renovasi tempat ibadah belum begitu terlihat.
Seperti halnya Mushola Al Abror, kondisi memprihatinkan juga terjadi di Mushola At Ta'lim yang berada di RT 15 RW 14. Mushola At Ta'lim juga sampai saat ini belum berfungsi, kondisinya masih terbengkalai dan belum ada tanda-tanda akan segera direnovasi.
"Kami berharap Pemerintah segera merespon pembangunan Mushola kami, karena hingga kini warga kesulitan untuk melaksanakan kegiatan ibadah," ujar Sudrajat (60) pengurus Mushola At Ta'lim sekaligus Ketua RT 15 RW 14.
"Mungkin yang utama sekarang adalah instalasi air dan listrik di Mushola," tambahnya.
Sementara Mushola At Taufiq di RT 16 RW 14 sedikit lebih baik, setidaknya puing-puing bekas kebakarannya sudah dibersihkan oleh relawan MRI-ACT dan atapnya sudah dipasang terpal.
"Targetnya sore ini sudah bisa digunakan untuk Sholat berjamaah," ujar Zainuddin (25) relawan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) yang sejak awal kejadian kebakaran sudah di lokasi bahu membahu bersama warga ikut memadamkan api hingga tengah malam.
Untuk sarana air wudhu saat ini jamaah memanfaatkan bantuan air bersih dari ACT yang di pasang di lokasi pengungsian.
"Terimakasih banyak,teman teman relawan sudah banyak membantu.Semoga sore nanti bisa digunakan Sholat Maghrib berjamaah," ujar Ustadz Jamaludin (50).
Harapannya Mushola yang menampung 80 jamaah ini bisa segera dibangun kembali,hingga kegiatan mengaji baik anak-anak maupun dewasa bisa kembali dilaksanakan.
0 Komentar