MediaTangerang.com, - Pengurukan Situ Tujuh Muara atau Situ Ciledug di Pamulang, Tangerang Selatan, oleh salah satu pengembang perumahan di daerah itu menuai protes warga. Pengurukan bantaran situ seluas sekitar satu hektar itu dinilai merusak kawasan tangkapan air sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan banjir.
”Sebelumnya sempat berhenti, tetapi beberapa hari ini ada aktivitas pengurukan situ lagi,” kata Bambang, seorang warga di sekitar situ seperti dikutip Kompas.com, Minggu (22/2). Berlanjutnya aktivitas pengurukan itu membuat warga menggelar protes dengan berunjuk rasa pada Sabtu lalu.
Dodi Harianto, Ketua Harian Ganespa, organisasi pencinta alam di Tangerang Selatan, mengatakan, warga berdemonstrasi karena pengembang kembali melanjutkan pengurukan setelah berhenti beberapa waktu. ”Akhir tahun lalu kami juga pernah protes. Setelah itu sempat berhenti, tetapi lanjut lagi,” kata Dodi.
Warga memasang sejumlah spanduk dan plang penolakan pengurukan. Setelah didemo, aktivitas pengurukan situ tersebut berhenti. Pada Minggu, tak ada lagi alat berat yang melakukan pengurukan di areal situ. Lokasi pengurukan di tepi Jalan Ganesha Raya dikelilingi tembok, berbatasan dengan empang tempat pemancingan dan rumah warga. Tanah urukan masih terlihat baru.
”Warga menolak karena yang diuruk itu wilayah situ,” kata Budi Riyanto, warga Pamulang yang tengah memancing di tepi situ. Kawasan sekitar urukan selama ini menjadi ruang publik bagi warga dan menjadi salah satu lokasi favorit untuk nongkrong ataupun memancing.
Situ Tujuh Muara adalah salah satu situ besar di kawasan Tangerang Selatan. Situ itu terletak di Kelurahan Pamulang Barat dan Pondok Benda. Luas situ, menurut data di laman Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, saat ini sekitar 19,3 hektar.
Kondisi situ ini terancam dengan keberadaan perumahan dan pusat perbelanjaan yang dibangun permanen di kawasan bantaran situ. Situ juga dicemari dengan berbagai macam sampah.
Sudah diperingatkan
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan Dedi Rafidi, saat dikonfirmasi mengenai aktivitas pengembang perumahan itu, mengatakan, Wali Kota Airin Rahmi Diany sebelumnya telah memperingatkan pengembang agar tak melanjutkan pengurukan. ”Ibu Wali sempat geram karena komitmen dengan kelestarian lingkungan. Kemarin pengembang sudah diperingatkan,” kata Dedi.
Menurut dia, pihaknya akan segera melaporkan situasi terakhir di Situ Tujuh Muara kepada wali kota. ”Jika sekarang timbul persoalan lagi dan pengembang tidak mengindahkan, Ibu Wali tentu akan bertindak lebih tegas lagi,” kata Dedi.
Dari catatan Kompas, kondisi sejumlah situ di Tangerang Selatan memang memprihatinkan. Kondisi situ lainnya, seperti Situ Kuru, juga kritis. Di wilayah itu terdapat sembilan situ, yakni Situ Tujuh Muara di Pamulang, Situ Kedaung di Pamulang, Situ Parigi di Pondok Aren, Situ Rawa Kutub di Serpong Utara, Situ Gintung di Cirendeu, Situ Bungur di Pondok Ranji, Situ Kuru, Situ Rumpang, dan Situ Antap di Ciputat.
”Sebelumnya sempat berhenti, tetapi beberapa hari ini ada aktivitas pengurukan situ lagi,” kata Bambang, seorang warga di sekitar situ seperti dikutip Kompas.com, Minggu (22/2). Berlanjutnya aktivitas pengurukan itu membuat warga menggelar protes dengan berunjuk rasa pada Sabtu lalu.
Dodi Harianto, Ketua Harian Ganespa, organisasi pencinta alam di Tangerang Selatan, mengatakan, warga berdemonstrasi karena pengembang kembali melanjutkan pengurukan setelah berhenti beberapa waktu. ”Akhir tahun lalu kami juga pernah protes. Setelah itu sempat berhenti, tetapi lanjut lagi,” kata Dodi.
Warga memasang sejumlah spanduk dan plang penolakan pengurukan. Setelah didemo, aktivitas pengurukan situ tersebut berhenti. Pada Minggu, tak ada lagi alat berat yang melakukan pengurukan di areal situ. Lokasi pengurukan di tepi Jalan Ganesha Raya dikelilingi tembok, berbatasan dengan empang tempat pemancingan dan rumah warga. Tanah urukan masih terlihat baru.
”Warga menolak karena yang diuruk itu wilayah situ,” kata Budi Riyanto, warga Pamulang yang tengah memancing di tepi situ. Kawasan sekitar urukan selama ini menjadi ruang publik bagi warga dan menjadi salah satu lokasi favorit untuk nongkrong ataupun memancing.
Situ Tujuh Muara adalah salah satu situ besar di kawasan Tangerang Selatan. Situ itu terletak di Kelurahan Pamulang Barat dan Pondok Benda. Luas situ, menurut data di laman Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, saat ini sekitar 19,3 hektar.
Kondisi situ ini terancam dengan keberadaan perumahan dan pusat perbelanjaan yang dibangun permanen di kawasan bantaran situ. Situ juga dicemari dengan berbagai macam sampah.
Sudah diperingatkan
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan Dedi Rafidi, saat dikonfirmasi mengenai aktivitas pengembang perumahan itu, mengatakan, Wali Kota Airin Rahmi Diany sebelumnya telah memperingatkan pengembang agar tak melanjutkan pengurukan. ”Ibu Wali sempat geram karena komitmen dengan kelestarian lingkungan. Kemarin pengembang sudah diperingatkan,” kata Dedi.
Menurut dia, pihaknya akan segera melaporkan situasi terakhir di Situ Tujuh Muara kepada wali kota. ”Jika sekarang timbul persoalan lagi dan pengembang tidak mengindahkan, Ibu Wali tentu akan bertindak lebih tegas lagi,” kata Dedi.
Dari catatan Kompas, kondisi sejumlah situ di Tangerang Selatan memang memprihatinkan. Kondisi situ lainnya, seperti Situ Kuru, juga kritis. Di wilayah itu terdapat sembilan situ, yakni Situ Tujuh Muara di Pamulang, Situ Kedaung di Pamulang, Situ Parigi di Pondok Aren, Situ Rawa Kutub di Serpong Utara, Situ Gintung di Cirendeu, Situ Bungur di Pondok Ranji, Situ Kuru, Situ Rumpang, dan Situ Antap di Ciputat.
0 Komentar