Ilustrasi (foto: Antara) |
MediaTangerang.com, - Kasus penderita demam berdarah dengue di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sampai Senin (30/3) mencapai 82 orang dan dilaporkan satu warga meninggal dunia.
"Semua pasien penderita DBD mendapat perawatan dari Rumah Sakit dan Puskesmas," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmutallah saat dihubungi di Lebak, Senin (30/3).
Ia mengatakan selama ini kasus penderita DBD meningkat sehubungan cuaca tidak menentu. Cuaca seperti itu, tentu berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegefty sebagai penular virus DBD.
Penyakit DBD termasuk jenis penyakit yang bisa mematikan jika pasien itu mengalami sok pendarahan hebat.
Karena itu, pihaknya meminta warga segera membawanya ke rumah sakit atau puskesmas bila mengalami demam tinggi selama tiga hari.
Untuk memutus mata rantai penularan DBD, masyarakat mengaktifkan kembali budaya gotong royong dengan melakukan kegiatan gerakan kebersihan lingkungan, seperti mengubur, menguras dan menimbun. Selain itu juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kami minta warga menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN untuk memutus mata rantai penyakit DBD," katanya seperti dikutip Harianterbit.com.
Menurut dia, dari 82 warga terserang DBD itu tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Cikulur, Sajira, Maja, Malingping, Cimarga, Kalanganyar dan Wanasalam. Sebagian besar warga penderita DBD itu tinggal di permukiman padat penduduk.
"Kami minta warga mengaktifkan kegiatan gotong royong dengan melakukan kebersihan lingkungan untuk mengatasi penyebaran DBD," katanya.
Kepala Puskesmas Mandala Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto mengatakan pihaknya saat ini terus melibatkan petugas tim gerak cepat (TGC) untuk melakukan penyuluhan di sejumlah desa untuk mengantisipasi penyakit DBD.
Saat ini, kata dia, warga di wilayah tugasnya relatif kecil terserang penyakit menular itu. "Kami terus mendorong TGC dapat mengoptimalkan pencegahan DBD melalui kebersihan lingkungan dan PSN secara optimal guna membunuh jentik-jentik nyamuk DBD," katanya.
"Semua pasien penderita DBD mendapat perawatan dari Rumah Sakit dan Puskesmas," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmutallah saat dihubungi di Lebak, Senin (30/3).
Ia mengatakan selama ini kasus penderita DBD meningkat sehubungan cuaca tidak menentu. Cuaca seperti itu, tentu berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegefty sebagai penular virus DBD.
Penyakit DBD termasuk jenis penyakit yang bisa mematikan jika pasien itu mengalami sok pendarahan hebat.
Karena itu, pihaknya meminta warga segera membawanya ke rumah sakit atau puskesmas bila mengalami demam tinggi selama tiga hari.
Untuk memutus mata rantai penularan DBD, masyarakat mengaktifkan kembali budaya gotong royong dengan melakukan kegiatan gerakan kebersihan lingkungan, seperti mengubur, menguras dan menimbun. Selain itu juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kami minta warga menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN untuk memutus mata rantai penyakit DBD," katanya seperti dikutip Harianterbit.com.
Menurut dia, dari 82 warga terserang DBD itu tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Cikulur, Sajira, Maja, Malingping, Cimarga, Kalanganyar dan Wanasalam. Sebagian besar warga penderita DBD itu tinggal di permukiman padat penduduk.
"Kami minta warga mengaktifkan kegiatan gotong royong dengan melakukan kebersihan lingkungan untuk mengatasi penyebaran DBD," katanya.
Kepala Puskesmas Mandala Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto mengatakan pihaknya saat ini terus melibatkan petugas tim gerak cepat (TGC) untuk melakukan penyuluhan di sejumlah desa untuk mengantisipasi penyakit DBD.
Saat ini, kata dia, warga di wilayah tugasnya relatif kecil terserang penyakit menular itu. "Kami terus mendorong TGC dapat mengoptimalkan pencegahan DBD melalui kebersihan lingkungan dan PSN secara optimal guna membunuh jentik-jentik nyamuk DBD," katanya.
0 Komentar