MediaTangerang.com, - Enam dari 19 pengelola situs Islam yang diblokir mendatangi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Maret 2015.
Enam perwakilan dari situs yang diblokir yakni, Kiblat.net, Salam Online, AQL, Hidayatullah.com, Arrahmah dan Gema Islam.
Kedatangan mereka ke kantor Kemenkominfo untuk menyampaikan pengaduan terkait pemblokiran yang terjadi pada situs-situs mereka.
"Kalau melihat surat dari Kemkominfo ke ISP, dalam konteks ini kami tidak menerima surat tersebut. Kami semua tidak mendapat surat. Tidak ada tembusan," ujar Mahladi dari Hidayatullah.com, selaku juru bicara pengelola 19 situs Islam yang diblokir seperti diberitakan Vivanews.com
Menurut dia, dalam pemblokiran terhadap ke-19 situs Islam yang diblokir ini, ISP (Internet Service Provider) secara formal belum melakukan klasifikasi, sehingga sebagian besar situs masih bisa diakses.
Tapi, ada beberapa laporan dari daerah di luar Jakarta, yang mengatakan situs-situs Islam ini sudah tidak bisa dikases.
Mahladi menilai bahwa tuduhan terhadap situs-situs Islam ini sangat janggal. Seperti situs Hidayatullah.com yang menurutnya sudah lama berdiri, dan tiba-tiba dituding mengajak masyarakat bergabung ke ISIS.
Padahal, tidak ada konten di Hidayatullah.com serta di situs-situs Islam lainnya yang memuat ajakan bergabung dengan ISIS.
"Hidayatullah.com, situs kami berdiri sejak 1996. Sebetulnya kalau kita lihat secara logika, ada kejanggalan. Kalau memang radikal, seharusnya dari awal. Tampilan dan isi tidak ada yang berubah," ujar Mahladi.
Mahladi menambahkan, awalnya situs-situs Islam ini tidak mengetahui adanya pemblokiran oleh Kemenkominfo. Pihaknya mendapat kabar dari media-media lain yang memberitakan pemblokiran terhadap situs-situs Islam.
Dari pemberitaan itu diperoleh daftar 19 situs Islam yang diblokir Kemenkominfo atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT).
Mahladi beserta pengurus situs Islam lainnya ingin melakukan klarifikasi dan bertanya ke Kemenkominfo atas alasan apa situs mereka diblokir
"Bagaimana sebetulnya proses pemblokiran? Kami belum pernah diajak bicara apa-apa. Kami belum tahu salah kami di mana. Kalau ada yang salah, letaknya di mana? Kalau berbahaya, yang mana? Kalau dianggap ajak bergabung masuk ke ISIS, mana berita yang seperti itu? Tolong ditunjukkan," tuturnya.
0 Komentar