MediaTangerang.com, - Sugeng Sukarsono (56) berusaha keras keluar dari kokpit pesawat dengan nomor registrasi PKS-317 dalam kondisi tubuh terbakar. Peristiwa memilukan ini terjadi di Taxiway B, depan Hanggar II Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan (tangsel) Kamis (7/5) pukul 11.50.
Ditulis Wartakota Jum'at (8/5), Sugeng berupaya menyelamatkan diri saat pesawat yang diterbangkan hilang kendali dan terbakar saat akan mendarat. Api cepat membesar dan memenuhi seluruh kokpit dan kabin pesawat.
"Pilot keluar dalam keadaan tubuh terbakar dan pesawat terbakar asap hitam membubung," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Julius Adrafida Barata. Sugeng kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut keterangan saksi, kecelakaan pesawat yang dioperasikan Federasi Aerosport Indonesia (FASI) ini bermula saat pesawat melakukan pendaratan sekitar pukul 12.00. Pesawat terbang dari arah hanggar FASI dalam keadaan oleng lalu berusaha mendarat, 30 meter di luar median runway persis di taxiway B depan hanggar II dalam keadaan terbalik.
Pesawat terbakar dan asap hitam membubung. Sedangkan kondisi cuaca di sekikat bandara cerah dan angin cukup tenang.
Pesawat yang jatuh itu teridentifikasi berjenis Swayasa Single Seater dengan misi melintas dari Palembang dalam rangka latihan SEA Games Singapura. Informasi yang dihimpun dari otoritas bandara menyebutkan, api yang membakar pesawat itu beberapa saat berhasil dipadamkan oleh petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Bandara Pondok Cabe.
Hingga Kamis (7/5) sore, penyebab kecelakaan itu belum diketahui dan masih akan diselidiki pihak kepolisian dan otoritas bandara.
Suara ledakan
Warga sekitar mengaku tidak mendengar suara ledakan dari Hanggar II milik PT Pelita Air Service (PAS) karena letaknya sangat jauh. Omdan (58), salah seorang tukang tambal ban mengaku melihat kepulan asap tebal sekitar pukul 12.00.
Namun, dia tidak menduga kalau itu merupakan kecelakaan pesawat terbang yang terbakar. Pasalnya, Bandara Pondok Cabe milik PT PAS itu sering digunakan untuk latihan pemadam kebakaran, sehingga ketika melihat asap hitam di sana warga tidak heran.
"Saya kira lagi bakar ban saat asap tebal itu terjadi. Karena biasa dijadikan tempat latihan pemadam kebakaran," kata Omdan dikutip Warta Kota.
Warga tak bisa mendekat ke lokasi kecelakaan dan hanya melihatnya dari pinggir bandara. Tak terlihat ada pesawat lain di sekitar bandara tersebut pada saat kecelakaan.
Sekitar pukul 17.50, sisa-sisa pesawat bertipe Swayasa Single Seater itu sudah dipinggirkan. Puing-puing pesawat diangkut mobil pick up ke depan hanggar bandara tersebut.
Bagian yang menyerupai sayap pesawat masih terlihat saat evakuasi berlangsung. Ada sekitar 10 orang petugas melakukan evakuasi sisa-sisa pesawat yang terbakar. Sebuah mobil pemadam kebakaran terlihat menyemprot sisa-sisa puing pesawat dari landasan.
Ditulis Wartakota Jum'at (8/5), Sugeng berupaya menyelamatkan diri saat pesawat yang diterbangkan hilang kendali dan terbakar saat akan mendarat. Api cepat membesar dan memenuhi seluruh kokpit dan kabin pesawat.
"Pilot keluar dalam keadaan tubuh terbakar dan pesawat terbakar asap hitam membubung," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Julius Adrafida Barata. Sugeng kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut keterangan saksi, kecelakaan pesawat yang dioperasikan Federasi Aerosport Indonesia (FASI) ini bermula saat pesawat melakukan pendaratan sekitar pukul 12.00. Pesawat terbang dari arah hanggar FASI dalam keadaan oleng lalu berusaha mendarat, 30 meter di luar median runway persis di taxiway B depan hanggar II dalam keadaan terbalik.
Pesawat terbakar dan asap hitam membubung. Sedangkan kondisi cuaca di sekikat bandara cerah dan angin cukup tenang.
Pesawat yang jatuh itu teridentifikasi berjenis Swayasa Single Seater dengan misi melintas dari Palembang dalam rangka latihan SEA Games Singapura. Informasi yang dihimpun dari otoritas bandara menyebutkan, api yang membakar pesawat itu beberapa saat berhasil dipadamkan oleh petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Bandara Pondok Cabe.
Hingga Kamis (7/5) sore, penyebab kecelakaan itu belum diketahui dan masih akan diselidiki pihak kepolisian dan otoritas bandara.
Suara ledakan
Warga sekitar mengaku tidak mendengar suara ledakan dari Hanggar II milik PT Pelita Air Service (PAS) karena letaknya sangat jauh. Omdan (58), salah seorang tukang tambal ban mengaku melihat kepulan asap tebal sekitar pukul 12.00.
Namun, dia tidak menduga kalau itu merupakan kecelakaan pesawat terbang yang terbakar. Pasalnya, Bandara Pondok Cabe milik PT PAS itu sering digunakan untuk latihan pemadam kebakaran, sehingga ketika melihat asap hitam di sana warga tidak heran.
"Saya kira lagi bakar ban saat asap tebal itu terjadi. Karena biasa dijadikan tempat latihan pemadam kebakaran," kata Omdan dikutip Warta Kota.
Warga tak bisa mendekat ke lokasi kecelakaan dan hanya melihatnya dari pinggir bandara. Tak terlihat ada pesawat lain di sekitar bandara tersebut pada saat kecelakaan.
Sekitar pukul 17.50, sisa-sisa pesawat bertipe Swayasa Single Seater itu sudah dipinggirkan. Puing-puing pesawat diangkut mobil pick up ke depan hanggar bandara tersebut.
Bagian yang menyerupai sayap pesawat masih terlihat saat evakuasi berlangsung. Ada sekitar 10 orang petugas melakukan evakuasi sisa-sisa pesawat yang terbakar. Sebuah mobil pemadam kebakaran terlihat menyemprot sisa-sisa puing pesawat dari landasan.
0 Komentar