10 Ilmuwan Muslim yang Ubah Wajah Dunia (2)

MediaTangerang.com, - 6. Muhammad ibn Musa Al Khwarizmi
Ilmuwan Muslim selanjutnya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Dia adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia.

Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan), dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, dia bekerja sebagai dosen, di Sekolah Kehormatan, di Baghdad

Buku pertamanya adalah Al Jabar. Buku itu meruapakan buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga dia disebut sebagai Bapak Aljabar.

7. Umar Khayyam
Ilmuan selanjutnya adalah Umar Khayyām yang lahir pada 18 Mei 1048 dan meninggal pada 4 Desember 1131. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah Umar bin Ibrahim Khayyami Nisyabūri. Khayyām berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.

Dia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar.

Perbaikan kalender ini seperti yang dilakukan Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius.

Dia juga terkenal dengan metodenya dalam memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran. Dia juga terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya.

Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyam untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya.

Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Dia juga pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

Namun, banyak orang mengenal Omar Khayyam bukan karena keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Dia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Karyanya yang terkenal adalah The Rubaiyat of Omar Khayyam.

8. Tsabit bin Qurrah
Ilmuwan selanjutnya adalah Abul Hasan Tsabit bin Qurra bin Marwan al-Sabi al-Harrani. Pria yang lahir pada tahun 826 dan meninggal pada 18 Februari 901 ini adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab.

Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

Dia juga menerjemahkan buku Islam Golden Age. Dia membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem Ptolemaic, dan pendiri statika.

9. Muhammad bin Zakaria Al Razi
Ilmuwan selanjutnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Al Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat. Dia dikenal sebagai salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864-930.

Dia lahir di Rayy, Teheran, pada tahun 251 H/865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.

Dia merupakan dokter pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar, ilmuwan yang menemukan penyakit alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.

Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.

Dia juga sangat berjasa di bidang farmasi. Ar Razi berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula, dan mortar, serta mengembangkan obat-obatan dari merkuri.

Ar Razi pertama kali mengemukakan pendapatnya di bidang etika kedokteran. Dia dokter pertama yang menulis dengan rinci penyakit yang bisa disembuhkan dan tidak bisa disembuhkan.

Pernyataannya yang terkenal adalah tujuan seorang dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan kepada musuhnya.

10. Abu Musa Jabir ibn Hayyan

Ilmuan terakhir yang perlu disebut adalah Abu Musa Jabir ibn Hayyan atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat. Dia lahir di Kuffah, Irak, pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804.

Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, di Baghdad.

Dia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi.

Atas penelitiannya itu, Jabir dianggap sebagai perintis hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya adalah penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi, dan penguapan serta pengembangan instrumen.

Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi, antara lain Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sabeen, Kitab Al Rahmah, Al Tajmi, dan lainnya.

Demikian ulasan 10 ilmuwan Muslim yang mengubah wajah dunia. Selain sejumlah ilmuwan itu, masih banyak pemikir Muslim hebat lainnya. Semoga bermanfaat.

Baca 5 ilmuwan Muslim sebelumnya di 10 Ilmuwan Muslim yang Ubah Wajah Dunia (1)

Posting Komentar

0 Komentar