Perumahan yang terendam di Mauk |
MediaTangerang.com, - Banjir setinggi dua meter merendam kawasan Mauk, Kabupaten Tangerang sejak Senin, (9/2/2015). Ribuan kepala keluarga mengungsi ke sejumlah posko yang disediakan. Menurut warga, banjir kali ini yang terparah sejak tahun 1987.
Petugas Tanggap Darurat Kecamatan Mauk, Bagyo Wijaya mengatakan, banjir disebabkan hujan yang terus terjadi. Air datang dari arah Kecamatan Rajeg, dan juga Muara Mauk. Kondisi itu diperparah karena kurangnya resapan. "Salah satunya pembangunan perumahan di Rajeg yang tidak disertai dengan pembangunan saluran air atau drainase yang baik, apalagi pembangunan dilakukan sekitar kawasan persawahan,” kata Bagyo dikutip Metrotvnews.com, Minggu, (15/2/2015).
Bagyo tidak menyalahkan pembangunan perumahan tersebut, karena hampir seluruh pelosok kampung di Kecamatan Mauk dan sekitarnya, memiliki jalan yang sangat baik. "Tapi sayangnya, tidak didukung dengan saluran air atau drainase yang baik pula," ujarnya.
Warga Desa Kedung Dalem, Mauk, Syafawi mengatakan, dulu rumahnya tidak pernah terkena banjir. Warga menduga, banjir terjadi karena pembangunan perumahan di kawasan yang dulunya rawa-rawa dan sawah, sehingga resapan air berkurang.
Warga berharap, pemerintah dan pihak terkait memerhatikan pembangunan saluran air. Sehingga, ketika air hujan mengguyur dan air laut pasang, tidak meluap ke kawasan permukiman penduduk.
Petugas Tanggap Darurat Kecamatan Mauk, Bagyo Wijaya mengatakan, banjir disebabkan hujan yang terus terjadi. Air datang dari arah Kecamatan Rajeg, dan juga Muara Mauk. Kondisi itu diperparah karena kurangnya resapan. "Salah satunya pembangunan perumahan di Rajeg yang tidak disertai dengan pembangunan saluran air atau drainase yang baik, apalagi pembangunan dilakukan sekitar kawasan persawahan,” kata Bagyo dikutip Metrotvnews.com, Minggu, (15/2/2015).
Bagyo tidak menyalahkan pembangunan perumahan tersebut, karena hampir seluruh pelosok kampung di Kecamatan Mauk dan sekitarnya, memiliki jalan yang sangat baik. "Tapi sayangnya, tidak didukung dengan saluran air atau drainase yang baik pula," ujarnya.
Warga Desa Kedung Dalem, Mauk, Syafawi mengatakan, dulu rumahnya tidak pernah terkena banjir. Warga menduga, banjir terjadi karena pembangunan perumahan di kawasan yang dulunya rawa-rawa dan sawah, sehingga resapan air berkurang.
Warga berharap, pemerintah dan pihak terkait memerhatikan pembangunan saluran air. Sehingga, ketika air hujan mengguyur dan air laut pasang, tidak meluap ke kawasan permukiman penduduk.
"Ini banjir terparah sejak 1987," kata Bagyo.
0 Komentar