Pengamat: ISIS di Indonesia Setingan BNPT

Barang bukti hasil penggerebekan terduga ISIS
MediaTangerang.com, - Pemerintah Indonesia tidak perlu panik menghadapi gerakan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) dan meluasnya potensi dukungan terhadap kelompok yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya itu.

Menurut Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani, migrasi WNI ke Turki yang berencana bergabung dengan ISIS dan penangkapan sejumlah orang yang diduga terlibat mesti diproses secara fair dan terbuka melalui mekanisme yudisial yang tersedia dalam sistem hukum Indonesia.

"Jika proses hukum tersebut dilakukan tidak fair dan tertutup, maka kecil kemungkinan akan diperoleh narasi kebenaran dari mulut para terduga tersebut dan memunculkan keraguan publik akan validitas narasi ISIS di Indonesia," katanya seperti dikutip Rimanews.com, Senin (23/3).

Ismail meragukan keberadaan ISIS di Indonesia. Dia mensinyalir keberadaan ISIS di Indonesia hanyalah settingan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). "Narasi terorisme termasuk ISIS yang tersaji di hadapan publik adalah narasi tunggal yang dicetak oleh aparat keamanan, khususnya Polri, BNPT. Narasi dari pelaku jarang sekali disajikan. Wajar jika publik meragukan dan permisif terhadap berbagai aksi, kegiatan penangkapan, dan penyebaran pandangan keagamaan radikal," ungkapnya.

Penangkapan orang-orang yang diduga pendukung ISIS terkait wacana penerbitan Perppu. "Perppu untuk memberantas ISIS juga berlebihan, karena sebenarnya KUHP, UU Pemberantasan Terorisme, UU ITE semuanya bisa digunakan untuk menjerat mereka yang menyebarkan kebencian, menganjurkan kekerasan, makar," katanya.

Dibanding meminta Perppu, sebaiknya, menurut dia, Polri dan BNPT fokus menggunakan produk hukum yang sudah tersedia. "Dengan tetap mengedepankan due process of law dengan mekanisme peradilan yang fair dan terbuka," kata dia.

Setara Institute mengingatkan, terorisme ISIS adalah puncak dari intoleransi. Intoleransi adalah tangga pertama menuju terorisme. Karena itu, memberantas terorisme yang utama adalah memberantas hulunya, yakni intoleransi. "Selama hulu terorisme itu dibiarkan, maka potensi terorisme akan selalu melekat," ungkapnya.

Posting Komentar

0 Komentar