Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah |
MediaTangerang.com, - Wali Kota Tangerang, provinsi Banten, Arief R. Wismanysh akan berbagi cerita mengenai konsep Kota Cerdas pada forum Asia Africa Summit atau Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 22-23 April 2015 di Bandung.
Arief secara khusus diundang pakar smart city, profesor Suhono H. Supangkat dari Institut Teknologi Bandung. Dalam undangan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Tangerang, Wali Kota Arief diharapkan menyampaikan berbagai pengalaman pengelolaan kota kepada seluruh undangan KAA.
Kota Tangerang belakangan ini memang sedang gencar mewujudkan sebuah kota smart city dengan visi sebuiah kota bertajuk LIVE yakni; Liveable (Layak Huni), Investable (Layak Investasi), Visitable (Layak Dikunjungi) dan E-City (Kota Digital).
Arief menjelaskan berbagai program Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang ditujukan untuk mewujudkan Kota Tangerang sebagai Smart City, mulai dari pembangunan aplikasi yang saat ini mencapai 105 aplikasi sampai pembangunan Automotic Trafic Control System (ATCS) yang bertujuan untuk mengendalikan transportasi jalan raya di Kota Tangerang. "Kami juga sudah membangun call center Tangerang," kata Arief seperti ditulis Tempo.co Rabu, 15 April 2015.
"Kami juga punya aplikasi Laksa, disitu masyarakat bisa bertanya apa saja tentang pelayanan publik di Kota Tangerang dan langsung ditanggapi oleh instansi terkait," kata Arief.
Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 bertujuan untuk menilai dan mengapresiasi sejumlah kota di Indonesia yang telah menerapkan konsep kota cerdas. Penilaian tersebut dilakukan guna mengapresiasi sejumlah kota yang berhasil mengimplementasikan konsep kota cerdas sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warganya.
Dalam rangka mewujudkan kota LIVE itu, Kota Tangerang juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi mempercantik kota. Ini selaras dengan Pemerintah Kota Tangerang yang menerapkan kebijakan pembangunan berbasis komunitas. Tak heran jika saat ini mulai banyak muncul kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak secara sukarela memberikan kontribusi nyata buat kotanya.
Seperti Earth Hour Tangerang yang konsentrasi di bidang lingkungan hidup. Ada lagi Hompimpah yang peduli dengan pengolahan sampah dan juga Komunitas Street Art Tangerang. Ia telah mengubah wajah kawasan Pasar Lama dengan karya grafitinya, belum lagi komunitas lain yang tersebar di setiap kecamatan di Kota Tangerang yang telah membuktikan kontribusi nyata bagi kota Akhlakul Karimah.
Profesor Suhono saat berkunjung ke Kota Tangerang Selasa, 14 April 2015 mengatakan bahwa untuk menjadi sebuah kota cerdas berbagai persoalan yang jamak ditemui di kota besar seperti persoalan kemacetan, ruang terbuka hijau, banjir, dan pelayanan publik.
Untuk itu, kata Suhono, demi mewujudkan sebuah kota cerdas sangat tergantung komitmen kepala daerah, karena kompleksitas persoalan kota sama dengan negara. "Makanya ke depan presiden kebanyakan wali kota," kelakarnya.
Arief secara khusus diundang pakar smart city, profesor Suhono H. Supangkat dari Institut Teknologi Bandung. Dalam undangan yang disampaikan kepada Pemerintah Kota Tangerang, Wali Kota Arief diharapkan menyampaikan berbagai pengalaman pengelolaan kota kepada seluruh undangan KAA.
Kota Tangerang belakangan ini memang sedang gencar mewujudkan sebuah kota smart city dengan visi sebuiah kota bertajuk LIVE yakni; Liveable (Layak Huni), Investable (Layak Investasi), Visitable (Layak Dikunjungi) dan E-City (Kota Digital).
Arief menjelaskan berbagai program Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang ditujukan untuk mewujudkan Kota Tangerang sebagai Smart City, mulai dari pembangunan aplikasi yang saat ini mencapai 105 aplikasi sampai pembangunan Automotic Trafic Control System (ATCS) yang bertujuan untuk mengendalikan transportasi jalan raya di Kota Tangerang. "Kami juga sudah membangun call center Tangerang," kata Arief seperti ditulis Tempo.co Rabu, 15 April 2015.
"Kami juga punya aplikasi Laksa, disitu masyarakat bisa bertanya apa saja tentang pelayanan publik di Kota Tangerang dan langsung ditanggapi oleh instansi terkait," kata Arief.
Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 bertujuan untuk menilai dan mengapresiasi sejumlah kota di Indonesia yang telah menerapkan konsep kota cerdas. Penilaian tersebut dilakukan guna mengapresiasi sejumlah kota yang berhasil mengimplementasikan konsep kota cerdas sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warganya.
Dalam rangka mewujudkan kota LIVE itu, Kota Tangerang juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi mempercantik kota. Ini selaras dengan Pemerintah Kota Tangerang yang menerapkan kebijakan pembangunan berbasis komunitas. Tak heran jika saat ini mulai banyak muncul kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak secara sukarela memberikan kontribusi nyata buat kotanya.
Seperti Earth Hour Tangerang yang konsentrasi di bidang lingkungan hidup. Ada lagi Hompimpah yang peduli dengan pengolahan sampah dan juga Komunitas Street Art Tangerang. Ia telah mengubah wajah kawasan Pasar Lama dengan karya grafitinya, belum lagi komunitas lain yang tersebar di setiap kecamatan di Kota Tangerang yang telah membuktikan kontribusi nyata bagi kota Akhlakul Karimah.
Profesor Suhono saat berkunjung ke Kota Tangerang Selasa, 14 April 2015 mengatakan bahwa untuk menjadi sebuah kota cerdas berbagai persoalan yang jamak ditemui di kota besar seperti persoalan kemacetan, ruang terbuka hijau, banjir, dan pelayanan publik.
Untuk itu, kata Suhono, demi mewujudkan sebuah kota cerdas sangat tergantung komitmen kepala daerah, karena kompleksitas persoalan kota sama dengan negara. "Makanya ke depan presiden kebanyakan wali kota," kelakarnya.
0 Komentar