MediaTangerang.com, - Sebuah pertandingan dari kompetisi besar biasanya akan disiarkan secara berulang oleh stasiun televisi. Ada siaran langsung yang ditayangkan realtime sesuai dengan waktu kejadian, tidak ada jeda iklan, dengan bahasa aslinya dan inilah momen yang paling ditunggu oleh penonton. Ada ketegangan, harapan dan emosi bercampur menjadi satu. Apa penyebabnya? Karena tidak diketahui bagaimana hasil akhirnya.
Ada juga siaran ulang yang ditayangkan beberapa jam setelahnya, penuh dengan analisa dan komentar pengamat. Ada sebagian kecil penonton yang masih berminat untuk melihatnya, entah karena penasaran, tertinggal atau ingin memperjelas duduk situasi saat pertandingan berlangsung. Namun, sudah tidak ada emosi dan ketegangan didalamnya. Apa penyebabnya? Karena sudah diketahui hasil akhirnya.
Pertandingan olahraga yang disiarkan secara langsung dan siaran ulang, sedikit banyak membantu kita memahami cara pandang terhadap persoalan taqdir. Bagaimana maksudnya?
Pertama, Misteri Kehidupan
Ada sebagian kita yang ingin mencari tahu rahasia taqdir. Mulai dari membaca garis tangan, bertanya kepada orang pintar, menghitung hari lahir, ramalan bintang dll. Baik yang memakai analisa supranatural hingga yang menggunakan teknologi modern. Persoalan yang ingin diungkap juga beragam, dari persoalan jodoh, karir, pekerjaan hingga potensi minat dan bakat. Baiklah, anggap saja analisa itu benar (khususnya yang memakai teknologi modern), lalu dimana letak serunya hidup?
Hidup itu seru dan berwarna karena ada misteri didalamnya. Karena hasil akhirnya tidak diketahui. Kita larut terbawa emosi, menikmati momen dramatis, ada doa dan pengharapan, ada cemas dan gembira karena ada misteri didepan kita. Tergerak kita untuk berjuang dan meraihnya. Jika gagal, akan berupaya mencari jalan lain. Bandingkan jika sejak kecil kita sudah diberi peta jalan (berdasarkan ramalan maupun test minat dan bakat) bahwa nanti masuk IPA, kuliah di kedokteran, menikah dengan si fulan, anaknya 7 dll. Dimana serunya hidup? Tidak lebih kita hanya menyaksikan siaran ulang, bukan siaran langsung.
Kedua, Lingkaran Sejarah
Dalam jangka pendek, sejarah berjalan secara linear. Dalam jangka panjang, sejarah bergerak melingkar. Ada banyak peristiwa sejarah yang alurnya terjadi secara berulang, meski beda aktor, beda tempat dan beda situasi. Jatuh bangunnya sebuah rejim adalah contoh mudah dari teori lingkaran sejarah. Peristiwa - peristiwa besar juga seringkali memiliki pola dan tahapan tertentu, yang dikaji dan dianalisa menjadi bacaan sejarah kritis. Frase populernya adalah “Kisah klasik untuk masa depan”. Alhasil, orang belajar sejarah bukan lagi dimaksudkan untuk melihat rekaman kejadian dimasa lalu, tapi juga untuk memprediksi situasi dimasa depan. Aneh ya?
Disini, kita menyaksikan siaran ulang dari berbagai peristiwa dimasa lalu. Ketegangan mungkin tidak ada, karena hasil akhirnya sudah diketahui bersama. Kecuali untuk beberapa peristiwa yang masih menyisakan misteri dan kontroversi. Kita memahami kaidahnya, kita pelajari polanya sebagai kompas kehidupan kita dimasa mendatang. Namun hidup kita tetap saja siaran langsung, bukan siaran ulang atas peristiwa serupa dimasa lalu. Jika ada faktor - faktor kritis yang bermain, alur ceritanya bisa berubah ditengah jalan.
Ketiga, Kesempurnaan Taqdir
Secara makro, segala yang akan terjadi dialam semesta ini sudah ditulis 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan dunia seisinya. Penanya sudah diangkat dan tintanya juga sudah mengering. Secara mikro, segala yang akan kita jalani sudah ditulis oleh malaikat sejak ditiupkan ruh ke rahim ibunda kita. Semua sudah dituliskan, termasuk rizqihi, wa ’amalihi, wa ajalihi, wa saqiyyun au sa’idun. Kita terhijab dari catatan itu, dan itulah yang membuat kita merasakan serunya hidup. Titik.
Sebagian “orang pintar” berpendapat bahwa catatan itu ditulisnya ditangan. Karenanya tidak ada satupun manusia yang memiliki pola garis tangan yang sama. Untuk mengetahuinya, maka garis tangan itu harus dibaca. Ada ilmunya, ada juga biayanya. Sekali lagi, membaca garis tangan ada yang dilakukan dengan cara supranatural, adapula yang menggunakan teknologi modern. Namun kebenarannya juga relatif, bergantung pada sugesti yang diberikan. Dan banyak juga yang hasilnya salah. Ketimbang pusing membaca garis tangan, ada cara yang lebih baik dalam memprediksi masa depan yakni membekali dengan beragam ilmu dan ketrampilan yang bermanfaat.
Kembali ke laptop, misteri kehidupan baik pada skala mikro maupun makro bagi kita sama sekali bukan misteri bagi Allah. Karena semua memang sudah tertulis jauh sebelum alam diciptakan, jauh sebelum kita dilahirkan. Ibaratnya, meski film belum dibuat tapi skenarionya sudah ditulis. Dan posisi Allah adalah sebagai Sang Sutradara. Jika demikian halnya, masih perlukan kita berdoa dan berupaya? Jawabnya masih, karena doa memang bisa merubah taqdir. Dan rubah merubah taqdir itu juga bagian dari taqdir. Sebagaimana nasikh wa mansukh juga bagian dari Al Qur’an.
Khatimah
Suatu saat, Amirul Mukminin bersama rombongannya bertolak ke suatu kota. Ditengah perjalanan, dia mendengar bahwa dikota tujuan tengah mewabah penyakit tho’un. Setelah bermusyawarah, dia memutuskan untuk berbalik ke Madinah. Ada yang bertanya “Ya Amirul Mukminin, apakah engkau hendak lari dari taqdir Allah?”. Umar menjawab “Aku lari dari satu taqdir Allah, menuju taqdir Alah yang lain”.
Hidup kita ini berstatus siaran langsung, baik untuk diri kita maupun mereka yang semasa dengan kita. Jika umur sudah habis, maka statusnya menjadi siaran ulang khususnya bagi mereka yang semasa maupun generasi sesudahnya. Mari jalani hidup ini dengan baik, mari ambil pilihan - pilihan yang terbaik, mari lakukan amal - amal yang terbaik, agar kelak hidup kita bisa menjadi siaran ulang yang bermanfaat. Wa taraknaa ‘alaihi fil aakhiriin. Wallahu a’lam.
Eko Jun
0 Komentar