20.462 Ruang Kelas Sekolah di Banten Rusak Parah

MediaTangerang.com, - Kondisi ruang kelas yang mengalami kerusakan di Banten tak hanya terjadi di madrasah, namun yang lebih mencengangkan jumlah kerusakan ruang kelas sekolah umum. Yakni jumlahnya mencapai hingga 20.462 ruang kelas dari seluruh tingkatan.

Sekretaris Dindik Provinsi Banten, Teddy Rukman menuturkan dari total ruang kelas sebanyak 36.065 untuk Sekolah Dasar, dimana 3.013 RK kondisinya rusak berat, 17.459 ruang kelas mengalami rusak ringan. “Sedangkan sebanyak 15.593 ruang kelas dianggap yang masih dalam kondisi baik,” kata Teddy kepada wartawan di kantornya Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug, Kota Serang, Selasa (20/1).

Kondisi kerusakan RK itu, tambah Teddy, jika ditotal rusak ringan dan rusak berat didominasi pada wilayah Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan juga daerah Banten Selatan, seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

Sedangkan untuk tingkat SMP, lanjut Teddy, dari total 11.389 ruang kelas hampir setengahnya mengalami kerusakan. Setidaknya ada 821 ruang kelas mengalami kerusakan berat dan rusak ringan sebanyak 4.584. “Sementara 5.993 masih dalam kondisi baik,”terangnya.

Untuk tingkat SMA dan SMK, lebih lanjut Teddy menuturkan, dari total ruang kelas sebanyak 8.384, sekitar 219 ruang kelas yang mengalami kerusakan berat. Kemudian untuk ruang kelas yang mengalami kerusakan ringan berjumlah 643. “Dari jumlah itu dimana, sisanya dianggap masih dalam kondisi baik,”jelas Teddy seperti ditulis Indopos.

Berkenaan dengan alokasi dana perbaikan, beber dia, sebenarnya bisa mengajukan ke provinsi dan juga ke pusat. Akan tetapi, terlepas kewenangan pelaksanaannya ada di kota dan kabupaten.

Anggaran dari Pemerintah Pusat sendiri, tambah Teddy, disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Alokasinya tidak hanya diperuntukkan rehabilitasi fisik ruang kelas saja, akan tetapi juga terbagi untuk kegiatan peningkatan mutu pendidikan, seperti penyediaan alat peraga dan pelatihan guru.

“Untuk perbaikan ruangan kelas yang rusak, luasnya hanya 9X7 meter dengan dana sebesar Rp140 juta perkelasnya. Namun, dana sebesar itu hanya bisa di dapat dalam bentuk bantuan langsung bangunan,”paparnya.

“Lebih jelasnya, karena kontraktor akan mengambil keuntungannya. Namun batas maksimalnya hanya 15 persen saja,"tutupnya.

lima madrasah di wilayah Provinsu Banten ambruk. Kelima sekolah ambruk yang menjadi tanggung jawab kementerian agama itu merupakan 1.100 madrasah semua tingkatan yang sejauh ini masuk kategori rusak berat dan ringan

"Adanya bangunan madrasah yang ambruk itu memang pada dasarnya kondisi sekolah sudah rusak berat maupun ringan,"ujar Kepala Bidang (Kabid) Madrasah pada Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, Machdum Bachtiar, kemarin.

Mahdum menjelaskan, gedung madrasah yang mengalami rusak berat dan ringan yang jumlahnya mencapai 1.100 sekolah itu tersebar di kabupaten dan kota di provinsi Banten. Secara rinci Machdum menuturkan, dari jumlah sebanyak 1.100 gedung madrasah yang rusak berat dan ringan itu khususnya untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari total sekolah 975 yang rusak berat mencapai 250 sekolah dan rusak ringan 125 sekolah. Untuk Madrasah Tsanawiyah (Mts) dari total sebanyak 885 sekolah yang mengalami rusak berat sebanyak 200 sekolah dan rusak ringan 250 sekolah.

"Sementara dari totak 376 Madrasah Aliyah (MA) yang mengalami rusak berat sebanyak 200 madrasah dan rusak ringan 75 madrasah,"tuturnya.

Sementara berkenaan dengan upaya perbaikan maupun pembangunan gedung madrasah yang kondisinya rusak tersebut, pihaknya mengaku untuk anggaran bantuan rehab maupun pembangunan tidak bisa langsung memberikan bantuan untuk bangunan harus diajukan terlebih dulu.

“Tidak bisa secara langsung untuk memberikan bantuan rehab ataupun pembangunannya. Ada mekanisme perlu mengajukan terlebih dahulu melalui proposal,”jelas Machdum seraya menambahkan, hingga kini pihaknya masih melakukan pendataan terus terkait sekolah yang rusak.

“Pihak sekolah diminta untuk berhati-hati saat kegiatan belajar mengajar mengingat saat ini musim penghujan,”tutup Machdum. [indopos]

Posting Komentar

0 Komentar