Warga Amerika yang Masuk Islam Naik Empat Kali Lipat

Muslim Amerika
MediaTangerang.com, - Perubahan signifkan dirasakan umat muslim Amerika pascakejadian 11 September 2001. Umat muslim di Amerika pun saat itu menjadi sasaran akibat pandangan yang keliru. Pandangan negatif soal Islam menjadi tantangan tersendiri bagi dakwah di Amerika.

“Anehnya, banyak orang Amerika masuk Islam setelah itu. Estimasinya sebesar 4 kali lipat,” terang Imam Besar Masjid New York, Shamsi Ali dalam Diskusi Publik bertajuk “Menilik Budaya dan Islam Nusantara di Negeri Paman Sam” yang digelar Dompet Dhuafa, Jumat (24/4) di Jakarta.

Shamsi Ali mengatakan, hal tersebut lantaran sifat terbuka dan rasa ingin tahu yang tinggi orang Amerika. Kitab Suci Alquran setelah kejadian 11 September menjadi buku paling banyak diburu dan dibeli.

“Mereka ingin tahu informasi sebenarnya tentang Islam. Dan mereka menemukan Islam merupakan agama yang agung dan jauh dari apa yang mereka pikirkan selama ini,” katanya seperti dikutip Pikiran-rakyat.com.

Dunia global dengan ditandai dengan kemajuan teknologi dan transportasi harus disikapi umat Islam dengan ikut mengambil peran. Jika tidak, Shamsi menilai, umat Islam akan tergerus globalisasi.

Direktur Nusantara Foundation ini juga menambahkan, Islam harus mengubah mindset dengan apa yang bisa dilakukan bukan dengan apa yang bisa didapat. Hal ini sebagai cermin bahwa umat Islam harus aktif dan berkontribusi lebih.

“Umat Islam jangan sampai kalah cepat. Kita jangan selalu mengeluh. Justru apabila ada pandangan yang miring tentang Islam kita harus bisa mengubah pandangan mereka dengan membuka dialog dan menunjukkan perilaku yang menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil alamin,” jelasnya.

Salah satu upaya mewujudkan kontribusi tersebut adalah seminar internasional mengenai keragaman dan persatuan yang bakal digelar medio Mei nanti. Seminar bertajuk “Unity In Diversity” tersebut diprakarsai oleh Dompet Dhuafa dan Nusantara Foundation.

“Tujuannya membuka cakrawala dan meningkatkan awareness terhadap praktik Islam Nusantara pada bidang ekonomi, demokrasi, filantropi dan budaya sehingga diharapkan bermanfaat bagi peserta dan dapat diimplementasikan di Indonesia,” ujar Presiden Direktur Ahmad Juwaini.

Seminar tersebut juga menjadi momen efektif memperkenalkan ragam kekayaan dan nilai budaya Indonesia. Mempromosikan budaya bangsa merupakan diplomasi kenegaraan yang terbilang efektif. Ahmad mencontohkan bagaimana pencak silat yang merupakan budaya asli Indonesia dapat mendunia. “Pencak silat yang berasal dari Indonesia, tapi sudah mulai dapat diekspor ke luar negeri dan dapat diterima dimana-mana,” terang Ahmad.

Rencananya, seminar akan dihadiri 100-200 peserta yang terdiri dari donatur, publik figur, komunitas muslim, pegiat filantropi / NGO, pengusaha, fashion designers, budayawan, akademisi, mahasiswa, sosialita, traveller, Departemen Pemerintahan, WNI yang tinggal di Amerika, Warga Negara Amerika, dan masyarakat umum.

Perhelatan seminar internasional tersebut juga didukung oleh iB Hasanah Card BNI Syariah. Para calon peserta, terutama asal Indonesia, yang akan mengikuti seminar tersebut dapat membayar dengan mencicil selama 12 bulan.

Posting Komentar

0 Komentar