MediaTangerang.com, - Setelah delapan hari ACTion Team for Nepal I bekerja, ACT kembali mengirim tim ke Nepal. Tim yang dikirim kali ini adalah tim medias, yang terdiri dari dua relawan dokter dan satu paramedi.
Dilansir dari Tajuk.co, tim medis dipimpin Yusnirsyah Sirin dari ACT, yang sudah berpengalaman memasuki kawasan krisis kemanusian global, di antaranya Rohingnya, Suriah, dan Mesir.
Dokter yang dikirim pun tidak hanya berpengalaman di bidang kedokteran namun juga orang-orang yang berpengalaman menangani korban bencana. Dr. Fakhrur Razi, MS adalah seorang yang pernah turun pada bencana tsunami Aceh di 2004 lalu, serta pernah bertugas di Kamp Zatari Jordania bersama ACT.
Sementara Faris El Haq, MD, dokter muda memiliki pengalamanan di daerah bencana bersama ACT sejak 2012. Sedang Krisdiyansyah adalah relawan ACT yang berpengalaman di bidang rescue dan pelayanan medis.
Rencana lokasi pelayanan medis ACT antara lain di Jhingate, Desa Taple di Distrik Gorkha, sekitar 150 km barat daya dari Kathmandu. Ini merupakan wilayah yang belum tersentuh bantuan yang memang masih terkonsentrasi di wilayah Kathmandu.
Di desa ini hampir semua rumah warga hancur akibat gempa. Sejumlah rumah mengalami rusak sedang dan masih dapat ditinggali, namun warga tidak berani kembali ke rumahnya karena khawatir akan gempa susulan yang masih terus terjadi.
President ACT Ahyudin mengungkapkan, tim kedua ACT yang bertolak ke Nepal Selasa (5/5) pagi ini selain mengurusi kegiatan medis juga akan melaksanakan assessment pendirian Integrated Community Shelter (ICS).
“Tujuannya agar para pengungsi dapat hidup lebih layak serta dapat menginspirasi beragam pihak yang ingin turut menyalurkan bantuan lebih tepat dan teratur kepada komunitas penerima manfaat yang terintegrasi,” tutup Ahyudin.
Dilansir dari Tajuk.co, tim medis dipimpin Yusnirsyah Sirin dari ACT, yang sudah berpengalaman memasuki kawasan krisis kemanusian global, di antaranya Rohingnya, Suriah, dan Mesir.
Dokter yang dikirim pun tidak hanya berpengalaman di bidang kedokteran namun juga orang-orang yang berpengalaman menangani korban bencana. Dr. Fakhrur Razi, MS adalah seorang yang pernah turun pada bencana tsunami Aceh di 2004 lalu, serta pernah bertugas di Kamp Zatari Jordania bersama ACT.
Sementara Faris El Haq, MD, dokter muda memiliki pengalamanan di daerah bencana bersama ACT sejak 2012. Sedang Krisdiyansyah adalah relawan ACT yang berpengalaman di bidang rescue dan pelayanan medis.
Rencana lokasi pelayanan medis ACT antara lain di Jhingate, Desa Taple di Distrik Gorkha, sekitar 150 km barat daya dari Kathmandu. Ini merupakan wilayah yang belum tersentuh bantuan yang memang masih terkonsentrasi di wilayah Kathmandu.
Di desa ini hampir semua rumah warga hancur akibat gempa. Sejumlah rumah mengalami rusak sedang dan masih dapat ditinggali, namun warga tidak berani kembali ke rumahnya karena khawatir akan gempa susulan yang masih terus terjadi.
President ACT Ahyudin mengungkapkan, tim kedua ACT yang bertolak ke Nepal Selasa (5/5) pagi ini selain mengurusi kegiatan medis juga akan melaksanakan assessment pendirian Integrated Community Shelter (ICS).
“Tujuannya agar para pengungsi dapat hidup lebih layak serta dapat menginspirasi beragam pihak yang ingin turut menyalurkan bantuan lebih tepat dan teratur kepada komunitas penerima manfaat yang terintegrasi,” tutup Ahyudin.
0 Komentar